Radio Rodja 756 AM

Advertise on podcast: Radio Rodja 756 AM

Rating
4
from
8 reviews
This podcast has
8 episodes
Language
Explicit
No
Date created
2010/08/18
Average duration
59 min.
Release period
1 days

Description

Ilmu adalah cahaya yang menerangi kehidupan hamba sehingga dia tahu bagaimana beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan para hamba Allah dengan cara-cara yang benar.

Social media

Check Radio Rodja 756 AM social media presence


Podcast episodes

Check latest episodes from Radio Rodja 756 AM podcast


Membantu Anak Untuk Menjelaskan Keinginannya
2024/02/26
Membantu Anak Untuk Menjelaskan Keinginannya merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 10 Sya’ban 1445 H / 20 Februari 2024 M. Kajian Tentang Membantu Anak Untuk Menjelaskan Keinginannya Kita masih membahas keterampilan mendengarkan. Bagaimana kita menjadi pendengar yang baik, dan ini sangat perlu ketika kita berdialog karena dialog itu dua arah. Tentunya ada momen kita berbicara, ada momen kita mendengar. Di dalam konteks mendidik anak, kita perlu mendengar juga. Anak harus dilatih untuk bisa mengungkapkan apa yang ada di dalam hati dan pikirannya, supaya dia terlatih untuk mengungkapkan hal-hal yang tersembunyi di dalam hatinya. Sebagian orang kadang-kadang karena tidak mampu berkomunikasi, segala sesuatu dia pendam sendiri. Dan ini terasa berat bagi seseorang, ketika dia tidak mampu untuk mengungkapkan isi hatinya. Maka kita perlu melatih anak-anak untuk bisa mengungkapkan dengan baik apa yang ada di dalam hatinya. Ada beberapa poin yang sudah kita bahas. Terakhir, kita membahas tentang teladan yang kita ambil dari Nabi Ibrahim ‘Alaihish Shalatu was Salam ketika mempersilakan anaknya Ismail untuk menyampaikan pendapat. Beliau ingin mendengar apa reaksi dan tanggapan dari anaknya ketika turun perintah untuk menyembelih dirinya. Ini salah satu pelajaran dan teladan yang bisa kita ambil dari para nabi dan rasul saat berinteraksi dengan anak-anak. Poin berikutnya adalah bantulah anak atau remaja untuk fokus menjelaskan apa yang dia inginkan. Apakah dia hanya ingin mengungkapkan perasaannya, istilah hari ini “curhat”, atau apakah dia ingin kita terlibat di dalam masalahnya untuk memberi pendapat tentang masalah-masalah yang dihadapinya, atau sebenarnya dia minta bantuan? Jadi tentunya kita perlu menyimak dengan baik. Kita harus bisa menangkap sinyal yang disampaikan dari ungkapannya. Karena kadang-kadang anak itu hanya sekedar curhat saja, sementara orang tua menanggapi anak ini ingin kita ikut campur. Ternyata, anak tidak ingin kita ikut campur, misalnya. Sehingga ia mengabaikan ide kita. Ada masanya anak ingin orang tuanya terlibat dan ikut memberikan solusi dari masalahnya. Tapi ternyata, orang tuanya salah memahami karena tidak menyimak dengan baik. Hingga dia cuek saja. Ini akan membuat kesal anak juga. Maka perlu menyimak dengan baik supaya tahu apa sebenarnya keinginannya. Karena memahami manusia perlu mendengarkannya. Maka tentunya, ketika anak mau berbicara, jangan dipatahkan sehingga dia cenderung jadi pendiam nantinya. Karena ucapannya selalu dipotong, perkataannya selalu disanggah, selalu salah. Di dunia ini, sesalah-salahnya orang pasti ada sisi benarnya, sebenar-benarnya orang pasti ada sisi salahnya. Namanya manusia tidak maksum, penuh dengan kesalahan. Orang yang bijaksana adalah orang yang bisa melihat sisi positif dari manusia. Karena kalau untuk melihat sisi negatif, tidak perlu keterampilan dan kecerdasan. Apalagi dibantu setan, untuk melihat sisi negatif itu tidak perlu effort yang besar. Tapi untuk bisa melihat sisi positif ini perlu kecerdasan dan kebijaksanaan. Hanya orang yang bijaksana yang bisa melakukan itu. Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini. Download mp3 Kajian
more
Larangan Saling Benci Satu dengan yang Lainnya dan Larangan Saling Memutus Hubungan
2024/02/26
Larangan Saling Benci Satu dengan yang Lainnya dan Larangan Saling Memutus Hubungan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 10 Sya’ban 1445 H / 20 Februari 2024 M. Kajian sebelumnya: Kewajiban Menjaga Kehormatan Seorang Muslim Kajian Tentang Larangan Saling Benci Satu dengan yang Lainnya dan Larangan Saling Memutus Hubungan Kita memasuki باب النهي عن التباغض والتقاطع والتدابر, yaitu bab larangan saling benci satu dengan yang lainnya dan larangan saling memutus hubungan atau saling membelakangi. Tentu yang dimaksud di sini adalah antara sesama kaum muslimin, karena kata Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam: الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya.” (HR. Muslim) Lihat juga: Hadits Arbain Ke 13 – Hadits Tentang Cinta Dan Kesempurnaan Iman Misalnya seseorang kalau melihat saudaranya, diberikan pundak atau punggungnya, dia tidak mau menghadapkan wajahnya kepada saudaranya. Demikian pula saudaranya muslim yang lain, juga demikian. Ini termasuk hal-hal yang dilarang dalam Islam. Karena Islam adalah agama yang berupaya untuk menjadikan kaum muslimin sebagai orang-orang yang benar-benar bersaudara, mereka saling mencintai karena Allah, dan mereka juga saling membenci karena Allah. Dalam arti kalaupun ada kebencian, maka kebencian itu karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian kita melihat bagaimana komunitas para sahabat dahulu Radhiyallahu ‘Anhum dalam sebuah masyarakat kaum muslimin di Kota Madinah, bagaimana mereka memupuk dan membangun persaudaraan yang demikian kokoh dan indahnya di antara mereka. Ini satu hal yang memang diperintahkan oleh Allah dan RasulNya. Dalil yang dibawakan oleh Imam An-Nawawi Rahimahullah dalam bab ini adalah: إنَّمَا المُؤْمِنُونَ إخْوَةٌ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang bersaudara.” (QS. Al-Hujurat[49]: 10) Dan persaudaraan yang hakiki adalah persaudaraan yang dibangun di atas iman kepada Allah dan kepada RasulNya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jadi kata إنَّمَا di sini untuk membatasi, artinya bahwa yang benar-benar bersaudara hanyalah orang-orang yang beriman. Iman telah mengikat mereka sehingga menjadi ikatan persaudaraan lebih dari ikatan rahim. Seorang bersaudara dengan saudara kandungnya, satu ayah, satu ibu, lahir dari rahim yang sama, ikatan ini tidak sama dengan ikatan rahim keimanan. Maka dari itu orang-orang yang beriman itu bersaudara tanpa mengenal tempat dan waktu. Tentu konsekuensi dari orang yang bersaudara adalah saling menghubungi, menyambung, mencintai, dan menziarahi satu dengan yang lainnya. Ini hakikat dari persaudaraan. Jika hal ini bisa kita wujudkan, apalagi yang menisbahkan aqidah dan manhaj mereka kepada para Salafush Shalih, maka sudah seyogyanya mereka yang pertama melaksanakan ayat ini. Namun, sangat disayangkan bahwa justru yang mengaku beraqidah Salaf itu tidak sedikit di an...
more
Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang
2024/02/23
Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Al-Adabul Mufrad. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A. pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M. Kajian Islam Tentang Hukum Mengucapkan Mendapatkan Hujan Karena Bintang Bab 406, membahas seseorang yang mengatakan bahwa mendapat hujan karena bintang ini atau bintang ini, karena peredaran bulan. Nau’ adalah tempat singgahnya bulan, sebagaimana Allah berfirman di Surah Yasin ayat 39, وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّىٰ عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ “Dan bulan itu Kami takdirkan memiliki poros-poros tempat singgahnya…” (QS. Ya Sin[36]: 39) Selama setahun, ada 28 manzilah sebagai tempat bulan singgah. Bangsa Arab zaman silam membagikan langit menjadi 28 bagian yang disebut tempat bulan. Adapun yang berkaitan dengan sebulan dalam penentuan hari. Bangsa Arab beranggapan bahwa peristiwa langit berdampak pada kejadian di bumi, baik meyakini dia yang menyebabkan turunnya hujan atau dia yang menurunkan hujan. Maka ini tidak benar. Karena yg menurunkan hujan adalah Allah, Dia yang memiliki hak mutlak menurunkan hujan. Allah tidak menjadikan tempat singgahnya bulan atau dengan tanda munculnya bintang-bintang tertentu sebagai sebab turunnya hujan. Maka dibahas di sini tentang hukum seseorang yang mengatakan, “Kami mendapatkan hujan dengan manzilah bulan yang ini.” Imam Bukhari menyebutkan hadits, dari Zaid bin Khalid Al Juhani berkata, صلى لنا رسول الله صلى الله عليه وسلم صلاة الصبح بالحديبية على أثر سماء كانت من الليلة فلما انصرف النبي صلى الله عليه وسلم أقبل على الناس فقال هل تدرون ماذا قال ربكم قالوا الله ورسوله أعلم قال أصبح من عبادي مؤمن بي وكافر فأما من قال مطرنا بفضل الله ورحمته فذلك مؤمن بي كافر بالكوكب وأما من قال بنوء كذا وكذا فذلك كافر بي مؤمن بالكوكب “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah shalat menjadi imam kami, yaitu shalat shubuh di Hudaibiyyah, di atas tanah yang basah (karena malamnya turun hujan). Ketika beliau selesai shalat, menghadap kepada para shahabat seraya bersabda, ‘Tahukah kamu apa yang dikatakan oleh Rabb kalian?’ Mereka menjawab, ‘Allah dan RasulNya yang lebih mengetahui.’ Beliaupun bersabda, ‘Allah berfirman, “Ada di pagi ini di antara hambaKu ada yang beriman dan ada pula yang kafir. Adapun orang yang mengatakan, kami mendapatkan hujan dikarenakan karunia dan rahmat Allah, dia beriman kepadaKu dan kafir kepada bintang-bintang, adapun orang yang mengatakan, kami mendapatkan hujan dengan bintang ini dan bintang itu, dia kafir kepadaKu dan beriman dengan bintang-bintang.'”” (HR. Bukhari) Kita tahu bahwa bintang memiliki 28 manzilah. Sedangkan ada yang beriman dengan zodiak yang berkaitan dengan matahari dan bintang. Orang-orang yang tidak beriman menjadikan bintang-bintang itu berdampak kepada karakter seseorang. Hati-hati, engkau beriman kepada Allah atau kepada bintang-bintang itu? Bintang-bintang hanyalah ciptaan Allah yang tidak memiliki kekuatan. Ada orang-orang yang merasa beriman kepada Allah, tetapi mereka meyakini sesuatu yang bertentangan dengan nikmat yang Allah berikan. Jadi, orang yang meyakini bintang sebagai penurun hujan boleh jadi dia keluar dari agama Allah ketika meyak...
more
Melawan Setan dengan Berdzikir kepada Allah
2024/02/22
Melawan Setan dengan Berdzikir kepada Allah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Al-Bayan Min Qashashil Qur’an. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Abu Ya’la Kurnaedi, Lc. pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M. Kajian sebelumnya: Meminta Pertolongan kepada Allah ‘Azza wa Jalla Kajian Tentang Melawan Setan dengan Berdzikir kepada Allah Harus kita sadari, sesadar-sadarnya, bahwa kita manusia menghadapi peperangan dengan setan. Setan tidak putus asa dan mereka terus semangat menggoda manusia dari jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itu, kita harus ingat beberapa senjata yang harus kita miliki. Yang sudah kita bahas sebelumnya adalah ikhlas, mewujudkan ubudiyah hanya untuk Allah semata, meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan yang keempat adalah membaca Ayat Kursi, yang kelima adalah berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Berdzikir kepada Allah ‘Azza wa Jalla Sesungguhnya, dzikrullah merupakan benteng yang sangat kokoh dari gangguan setan yang terkutuk. Di antara contohnya adalah sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنْ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إِلَّا رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ “Barang siapa yang mengucapkan “laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahuu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadir” seratus kali dalam sehari, maka dia akan mendapatkan pahala seakan-akan memerdekakan sepuluh budak, ditulis seratus kebaikan untuknya, dihapus seratus keburukan, dan dia dilindungi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dari setan di hari tersebut sampai sore harinya. Ada pelindung baginya dari gangguan sampai sore hari, dan tidak ada satu pun orang yang mendatangkan yang lebih utama dari apa yang dilakukannya, kecuali orang yang melakukan lebih dari dia.” (HR. Bukhari dan Muslim) Syahidnya adalah “Dia mendapatkan penjagaan dari Allah Ta’ala sampai sore hari.” Subhanallah, mudah-mudahan kita bisa mengamalkan dzikir ini. “laa ilaaha illallahu wahdahuu laa syariika lahu, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadir” yang artinya: Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya. Kerajaan milik Allah, segala pujian milikNya. Dan Allah Mahamampu untuk melakukan segala sesuatu. Syahidnya adalah dia mendapatkan penjagaan yang sangat kuat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dari gangguan setan yang terkutuk. Tidak ada yang bisa menolong kita dari gangguan setan, kecuali kita kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita mempersenjatai diri kita dengan ini. Setan dari kalangan jin tidak bisa kita lihat, dan mereka ingin mengganggu, menyakiti dan menyesatkan kita. Oleh karena itu, kita pakai senjata yang diberikan oleh Allah ini. Allah sayang sama kita. Contoh dzikir yang lain adalah Rasul Shallallahu ‘Alaih...
more
Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati
2024/02/22
Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M. Kajian Islam Ilmiah Tentang Nasihat adalah Penyebab Hidupnya Hati Dari Irbadh bin Sariyah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Pada suatu hari, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengimami kami dalam satu shalat. Kemudian beliau menghadap kepada kami dan memberikan wejangan serta nasihat yang sangat dalam yang membuat mata-mata berlinang dan hati-hati menjadi takut. Maka salah seorang berkata, ‘Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah wejangan dan nasihat perpisahan. Apa yang engkau wasiatkan untuk kami?’ Beliau pun Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, أوصيكم بتقوى اللهِ، والسَّمعِ والطاعةِ، وإنَّ عبدًا حبشيًّا… “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, patuh, dan taat kepada pemimpin, meskipun dia adalah seorang hamba dari Habasyah. Karena sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup setelahku, maka dia akan melihat banyak perselisihan. Maka hendaklah kalian memegang sunnahku dan sunnah Khulafaur Rasyidin. Peganglah ia, dan gigitlah dengan gigi geraham. Hati-hatilah kalian dari perkara-perkara yang baru, karena semua yang baru dalam agama adalah bid’ah, dan semua bid’ah adalah kesesatan.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi) Juga dari sahabat Abu Wail, beliau berkata, “Dahulu sahabat Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu mengingatkan manusia setiap hari Kamis. Salah seorang berkata kepadanya, ‘Wahai Abu Abdirrahman, sungguh aku menginginkan engkau mengingatkan kami setiap hari.’ Maka beliau menjawab, ‘Sungguh, yang menghalangiku untuk melakukan hal tersebut karena aku khawatir membuat kalian bosan. Dan sungguh, aku sengaja selang-seling dalam memberikan nasihat, tidak setiap hari, sebagaimana dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena beliau khawatir membuat kami bosan.'” (HR. Bukhari dan Muslim) Juga dari sahabat Jabir bin Tsamurah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, “Dahulu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak memanjangkan khutbahnya pada hari Jumat. Khutbah beliau hanya kalimat-kalimat yang pendek. (HR. Abu Dawud) Juga dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau mengatakan, “Aku hadir bersama Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada shalat Ied, dan beliau pun mulai dengan shalat Ied. Kemudian beliau berkhutbah tanpa adzan dan iqamah. Kemudian beliau berdiri memegang Bilal dan menyuruh kami semua bertakwa kepada Allah, memotivasi untuk taat kepadaNya, kemudian menasihati manusia dan mengingatkan mereka. Setelahnya, beliau mendatangi jamaah wanita, kemudian memberi mereka nasihat, mengingatkan mereka, dan beliau mengatakan, ‘Perbanyaklah sedekah, karena kebanyakan kalian adalah penghuni neraka Jahannam.’ Maka salah seorang wanita dari mereka berdiri dan mengatakan, ‘Kenapa, Wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Karena kalian banyak mengeluh dan banyak mengingkari kebaikan suami.’ Maka para wanita pun segera bersedekah dari perhiasan-perhiasan, mereka serahkan di pakaian yang dibentangkan ol...
more
Merangsang Anak dengan Hadiah
2024/02/21
Merangsang Anak dengan Hadiah ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M. Kajian Tentang Merangsang Anak dengan Hadiah Dalam Islam, mendidik anak memiliki banyak sarana yang dianjurkan, salah satunya adalah menggunakan hadiah. Hadiah ini dapat merangsang anak untuk melakukan kebaikan, memotivasi mereka agar istiqamah dan konsisten dalam berbuat baik. Biasanya, ketika anak merasa jerih payahnya dihargai melalui hadiah, mereka cenderung lebih bersemangat untuk melakukan kebaikan selanjutnya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:  تَهَادُوا تَحَابُّوا “Hendaklah kalian saling memberi hadiah, niscaya kalian akan saling mencintai.” (HR. Bukhari) Lihat juga: Memberikan Bingkisan dan Hadiah Maka orang tua hendaknya menjadikan metode ini sebagai salah satu yang perlu diaplikasikan dalam kehidupan. Anak mau shalat, anak mau membaca Al-Qur’an, anak mau belajar, anak mau membantu orang tuanya; ketika diberi hadiah, dia akan senang. Sebagai contoh, ketika masih SD, saya disuruh belanja ke warung yang agak jauh dari rumah. Meskipun harus berjalan kaki tanpa sepeda atau motor, tapi semangatnya tinggi. Karena setelah selesai belanja, boleh beli jajanan. Meski harganya hanya lima ratus rupiah, itu membuat saya senang. Bahkan, terkadang ada rebutan dengan kakak karena menunggu hadiah itu. Memberi hadiah kepada anak atas kebaikan atau prestasi yang dicapainya adalah metode yang diajarkan dalam agama kita. Namun, tidak setiap hadiah akan memiliki efek positif yang maksimal. Bagaimana agar penerapan metode hadiah ini efektif? Pertama, landasilah hadiah dengan kasih sayang. Berikan hadiah kepada anak karena dorongan kasih sayang dan cinta. Anak rata-rata senang saat diberi hadiah, terutama jika itu sesuai dengan keinginannya. Namun, kesenangan itu tidak selalu bertahan lama. Untuk menjadikan kesenangan itu lebih bermakna dan mendukung semangat untuk berbuat kebaikan, kita perlu memberikan hadiah dengan kasih sayang. Landasan kasih sayang saat memberikan hadiah ini efeknya dahsyat. Kadang-kadang hadiah yang nominalnya kecil dengan harga dua ribu rupiah, kalau dilandasi dengan kasih sayang bisa begitu awet efeknya dibandingkan dengan hadiah yang nominalnya mahal akan tetapi diberikannya bukan karena landasan kasih sayang. Yang kecil bisa jadi besar, yang besar bisa jadi kecil, ini karena ada dan tidaknya kasih sayang. Kedua, hadiah dapat berwujud materi atau nonmateri. Hadiah materi mencakup barang-barang seperti makanan, minuman, mainan, pakaian, sepatu, sepeda, dan sebagainya. Sementara itu, hadiah nonmateri dapat berupa ucapan terima kasih, pujian, pelukan hangat, ciuman di kepala atau pipi anak. Contoh hadiah materi pernah dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, seperti ketika beliau memberikan baju perempuan kecil kepada Ummu Khalid. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya kepada para sahabat mengenai siapa yang akan diberikan hadiah tersebut, dan setelah dijawab bahwa itu baju perempuan kecil, beliau menunjuk Ummu Khalid sebagai penerimanya. Setelah baju tersebut dipakai oleh Ummu Khalid,
more
Sujud Tilawah
2024/02/20
Sujud Tilawah ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Kitab Shahihu Fiqhis Sunnah wa Adillatuhu yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Musyaffa Ad-Dariny, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 9 Sya’ban 1445 H / 19 Februari 2024 M. Download kajian sebelumnya: Shalat Istisqa’ Kajian Tentang Sujud Tilawah Sujud tilawah adalah sujud yang dilakukan karena membaca atau mendengar ayat-ayat sujud di dalam Al-Qur’an. Sujud tilawah ini memiliki keutamaan, sebagaimana keutamaan sujud secara umum. Ada hadits khusus yang menjelaskan tentang keutamaan sujud tilawah ini. Diriwayatkan dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda: إذا قرأ ابن آدم السجدة فسجد، اعتزل الشيطان يبكي، يقول: يا وَيلَه، أُمِر بالسجود فسجد فله الجنة، وأُمِرتُ بالسجود فعصيتُ فلي النار “Apabila seorang anak Adam membaca ayat sajdah kemudian dia bersujud, maka setan menjauh dan dia menangis. Setan berkata, ‘Sungguh celaka! Dia diperintahkan untuk bersujud, dan akhirnya dia bersujud. Maka bagi dia surga dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan aku diperintahkan untuk bersujud, tapi aku tidak taat, aku malah membangkang, Maka bagiku neraka.'” (HR. Muslim, Ibnu Majah, Ahmad) Ini menunjukkan bahwa dengan sujud tilawah seseorang bisa mendapatkan surga dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan karena sujud tilawah ini adalah sujud, maka keutamaan-keutamaan sujud secara umum bisa didapatkan oleh seseorang yang melakukan sujud tilawah, seperti yang disebutkan dalam hadits Tsauban yang merupakan budak Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang suatu amalan yang bisa memasukkannya ke dalam surga. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لَا تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلَّا رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً “Hendaklah engkau memperbanyak sujud, karena sesungguhnya tidaklah engkau bersujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sekali sujud saja, kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengangkat derajatmu dengannya. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghapuskan darimu satu kesalahan.” (HR. Muslim) Dan sujud tilawah termasuk jenis sujud, maka sujud tilawah pun memiliki keutamaan ini. Termasuk di antara yang menjelaskan tentang keutamaan sujud secara umum adalah hadits yang diriwayatkan dari sahabat yang mulia, Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami Radhiyallahu ‘Anhu. Beliau pernah meminta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam agar beliau bisa menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di surga. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:  أعني على نفسك بكثرة السجود “Wahai Rabi’ah, bantu aku untuk dirimu dengan engkau memperbanyak sujud.” (HR. Muslim) Jadi, memperbanyak sujud bagi Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami bisa menjadi jalan untuk mendapatkan surga Allah Subhanahu wa Ta’ala yang paling tinggi, yaitu surga firdausNya, karena yang diminta oleh Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami adalah menemani Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ...
more
Bacaan I’tidal
2024/02/20
Bacaan I’tidal merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Mukhtashar Shahih Muslim yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Ahad, 8 Sya’ban 1445 H / 18 Februari 2024 M. Kajian Hadits Tentang Haramnya Mendahului Imam Kita sampai pada باب: ما يقال إذا رفع من الركوع (Bab apa yang diucapkan apabila bangkit dari rukuk). Hadits 296:  عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ ﵁ قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنْ الرُّكُوعِ قَالَ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وما بينهما وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ أَهْلَ الثَّنَاءِ وَالْمَجْدِ أَحَقُّ مَا قَالَ الْعَبْدُ وَكُلُّنَا لَكَ عَبْدٌ اللهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ.  Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, dia berkata bahwa Rasulullah ﷺ, ketika mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau mengucapkan: “Wahai Rabb kami, milikmu pujian seluruhnya, sepenuh langit dan bumi dan sepenuh apa yang ada pada keduanya. Dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki dari sesuatu setelahnya. Engkaulah yang berhak mendapatkan sanjungan dan kemuliaan. Dan itulah ucapan yang paling berhak diucapkan oleh seorang hamba. Dan semua kami adalah hambaMu. Tidak ada yang bisa mencegah terhadap apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang bisa memberi terhadap apa yang Engkau halangi. Dan tidak bermanfaat orang yang bersungguh-sungguh dariMu akan kesungguhannya.” (HR. Muslim) Ini adalah bacaan yang dibaca ketika i’tidal. Ini Subhanallah ucapan yang luar biasa. Dimana isinya adalah pujian. Allah sangat suka dipuji, dan Allah sangat cinta kepada hambaNya yang banyak memuji. Oleh karena itulah kita sangat dianjurkan untuk banyak memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala, baik dalam keadaan senang maupun susah. Kemudian, beliau mengatakan, “Engkaulah pemilik sanjungan dan kemuliaan,” karena Allah Subhanahu wa Ta’ala yang sempurna dari seluruh sisi-sisinya, semua sifatNya, dan semua namaNya. Sedangkan manusia, kelebihannya diberikan oleh Allah, dan manusia tidak berhak sebetulnya untuk dipuji. Karena semua yang ia miliki adalah pemberian Allah. Maka dari itulah kewajiban kita adalah memuji Allah seluruhnya. Kemudian, beliau mengatakan, “Tidak ada yang bisa mencegah terhadap apa yang Engkau beri,” artinya kalau Allah ingin memberi seseorang, walaupun seluruh makhluk berusaha mencegahnya, tidak bisa. Ini menunjukkan akan kesempurnaan kekuasaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Demikian pula, kalau Allah ingin mencegah seseorang dari rezeki, walaupun seluruh manusia mau memberinya, tetap tidak bisa. Semua ada di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian, beliau mengatakan, “Dan tidak bermanfaat kesungguhan,” artinya sehebat apapun seseorang bersungguh-sungguh, kalau Allah belum takdirkan, maka belum dapat. Kesungguhan bukan penentu rezeki seseorang. Rezeki itu semuanya ditentukan oleh Allah. Walaupun kita diperintahkan untuk sungguh-sungguh. Sebab kalau rezeki seseorang disesuaikan dengan kesungguhan, kita akan dapatkan semua orang yang sungguh-sungguh pasti akan kaya raya. Ternyata tidak begitu. Banyak yang banting tulang siang malam mencari rezeki, ternyata rezekinya biasa-biasa saja. Tapi ada orang yang mencari rezekinya biasa-biasa saja, tapi masyaAllah, diberikan oleh Allah rezeki yang banyak,
more

Podcast reviews

Read Radio Rodja 756 AM podcast reviews


4 out of 5
8 reviews
Abu Avicenna 2013/10/08
Manfaat yang luar biasa
sambil kerja sambil denger tausiyah. Alhamdulillah… ^_^
Sip213ono 2012/09/23
Subhanallah, sangat bagus
Assallamualikum WR. WB. Sangat bagus, ditunggu episode selanjutnya
Dr AbiSaffa 2012/02/15
Jazakallah...
Salam..barakallah hu fikum Sangat bermanfaat cuma harap dapat diupload fail2 secara lengkap seperti di website Jazakallah Abu sabrina
Reza's Family 2012/02/03
Harus Punya
Allahu Akbar, dakwah syar'i berdasarkan ahlussunah wal jama'ah yg berjalan diatas salafush sholeh ada di Radio ini. Gamblang, terbuka dan amar ma'ruf ...
more
check all reviews on aple podcasts

Podcast sponsorship advertising

Start advertising on Radio Rodja 756 AM & sponsor relevant audience podcasts


What do you want to advertise?

Ad Format

Campaign Budget

Business Details